Mudahkah Menjalani LDM?

Menikah itu butuh ilmu. Menikah itu butuh kesabaran. Menikah itu bukan hanya aku dan kamu. Tapi menikah itu antara kedua keluarga kita. Sederhana namun begitu banyak tantangannya.

Menjalani pernikahan tak semudah dibayangkan. Harus banyak ilmu sabar dan saling pengertian. Apalagi model pernikahan jarak jauh. Bukan hal yang mudah untuk pasangan. Bahkan mungkin sangat penuh tantangan daripada yang tinggal serumah. Salah satunya ketika kita sedang ada masalah, tidak semudah menyelesaikan masalah hanya dengan duduk berdua dan mencari solusinya.

Bukan seperti itu cara LDM menyelesaikannya. Mereka harus ekstra mencari waktu yang tepat dan suasana yang sesuai agar kesalahpahaman bisa segera selesai. Itu pun jika bahasa-bahasa komunikasi tidak disalah artikan satu sama lain.

Uniknya, ketika kita para LDM punya waktu untuk bertemu mereka dengan sengaja melupakan masalahnya dan tak mengungkitnya sama sekali. Karna diotaknya, masa iya kita membahas hal pertikaian ini? dengan momentum yang jarang mereka rasakan pada umumnya. Dan akhirnya, masalah mengendap kemudian jadilah bom waktu sebenarnya.

Aku pun sama, merasakan LDM yang sebenarnya aku sudah tahu resikonya sejak awal dan harusnya aku bisa mengantisipasinya. Namun, ternyata modal LDR semasa pacaran tak bisa diterapkan begitu saja saat menjalani hidup rumah tangga. 

Intinya, sabar dan pengertian serta komunikasi yang sejalan adalah modal utama untuk menjalani LDM. Dan karnanya, ku mulai lagi dari awal untuk aku belajar lebih ekstra. Pernikahan bukanlah suatu permainan, pernikahan adalah ibadah yang memberikan jaminan surga untuk kita bisa menjaga dengan sebaik-baiknya keharmonisan rumah tangga.

Dan satu pesanku, pahami dulu resikonya sebelum kalian menjalaninya. Semangat para LDM 😊😊


18/08/2020

Ttd

Yunita Nugraheni




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Salahkan Jarak

Gambar
"Bisa menjadi wanitamu, itu sungguh suatu anugerah terindah dalam hidupku." Mungkin tak banyak yang tahu apa yang kita rasakan, apa yang kita fikirkan dan yang pasti apa yang kita yakini dalam hati. Ketika jarak yang memisahkan kita, ketika jarak pula yang menyatukan kita. Dan kali ini jarak pula yang dengan tega membuat kita harus memaksa rindu untuk kabur sejenak Cerita kita bakal diuji kembali oleh jarak. Bukan sepatah dua patah kata seperti dahulu mungkin. Bahkan rencana-rencana hidup bersama yang kita susun tiba-tiba harus mundur seketika karna pertimbangan jarak. Apa sesusah itu meyakinkan jarak pada khalayak? Iya nyata sangat susah. Padahal yang punya kisah itu kita bukan mereka. Atau mungkin kamu yang tak percaya akan kisah kita? Semoga bukan, mungkin aku yang terlalu hypersyndrome akibat rencana pernikahan kita yang terancam mundur sekali lagi Pikiran-pikiran pendek dan egois yang bermunculan menyelimutiku. Membuat semua planing indah yang sudah tertata ra...
Baca selengkapnya

Tak Bisa Kelain Hati

Gambar
"Mungkin memang benar, aku hanya seseorang yang penuh dengan keterbatasan. Namun, dengan gagah kau tetap memilihku untuk kau genapi." Kamu tahu apa itu cinta? Menurutku cinta itu selalu bisa menyederhanakan yang rumit. Bersedia tetap setia meski dalam keadaan yang bagaimanapun. Mencintaimu, itulah anugerah terhebat yang dikirim Tuhan untukku. Meski tak mudah, tapi darimu aku banyak belajar tentang arti kesabaran. Bagiku, tak ada yang lebih menyenangkan selain hari-hariku bersamamu. Aku menyayangimu, tidak peduli pahit getir ataupun seperti apa masa lalumu yang dahulu. Karna yang ku tahu, tanpamu hidupku lebih pahit dari semua itu. Ya, nyatanya aku tak bisa ke lain hati selain denganmu. Kamu, sosok yang menyebalkan namun selalu kurindukan. Maaf, terkadang caraku mencintaimu seringkali dengan hal-hal receh dan mengganggu. Kamu tahu? Salah satu doaku, semoga kamu tetap mencintaiku seperti itu. Yang mencintaiku tanpa mengubah aku menjadi apa yang kau mau. Aku tak ...
Baca selengkapnya

Hanya Sekedar Kenangan

Gambar
"Kita hanya sekedar kisah masa lalu yang beranjak bahagia dengan kisah masing-masing." Hei apa kabar? Entah, kadang ada niat dalam diriku untuk menyapamu meski tak pernah bisa ku lakukan. Bukan karna aku tak mampu, tapi karna aku tak ingin membuat susah hatimu. Aku mengetuk-ngetuk pensil diatas meja. Berharap ada notifikasi lain yang bisa mengacuhkan pikiranku tentangmu sesaat. Kadang aku merasa dirikulah yang terlalu egois. Memenjarakanmu tapi tak pernah berniat untuk hidup berdua denganmu. Aku rasa kau baik-baik saja kan kali ini. Sesekali ku lihat postingan dan tulisan-tulisanmu sudah bukan lagi tentangku. Entah kamu sadar atau tidak, tapi nyatanya setiap kamu menyapaku waktu itu aku selalu berusaha sedingin mungkin didepanmu. Bukan karna aku tega, tapi karna ada hati baru yang harus ku jaga saat itu. Bukan karna sombong, ataupun karna penggantimu lebih baik dalam membahagianku. Serius bukan karna itu. Namun agar membunuh rasa yang pernah terjadi di antara kit...
Baca selengkapnya